Warga Desa Ciburuy secara mandiri mulai melakukan pembongkaran bangunan di kawasan Situ Ciburuy sebagai bagian dari program penataan, Fhoto : Adhel.
KBB, Padalarang - matakitamedia.fun -  Kepala Desa Ciburuy, Firman, menyampaikan perkembangan terbaru terkait program penataan kawasan wisata Situ Ciburuy yang saat ini mulai berjalan. Hal itu ia ungkapkan pada Rabu, 24 September 2025, di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Firman menjelaskan, pada Minggu lalu Gubernur Jawa Barat melakukan kunjungan pertamanya ke wilayah RW 15. 
Dalam kesempatan tersebut, disampaikan bahwa rumah-rumah warga yang terdampak akan dikontrakkan selama satu tahun, sebelum nantinya dibangun kembali di satu titik yang sudah disiapkan.
“Senin pagi, Sekda Provinsi Jawa Barat bersama Sekda Kabupaten Bandung Barat langsung menindaklanjuti arahan Gubernur dengan melakukan validasi data. Mereka bahkan turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi sesuai data yang dihimpun desa bersama pemerintah,” ujar Firman.
Kepala Desa Ciburuy, Firman, saat memberikan keterangan terkait program penataan kawasan wisata Situ Ciburuy dan proses relokasi warga yang terdampak, Fhoto : Adhel.
Kompensasi Warga
Firman merinci, kompensasi bagi warga terdampak terbagi menjadi dua. Untuk hunian yang dikontrakkan selama satu tahun diberikan Rp10 juta, sedangkan untuk tempat usaha diberikan Rp5 juta pada tahap pertama.
Berdasarkan data dari Dinas Provinsi Jawa Barat, pada tahap pertama ini baru mencakup 58 bangunan, dengan rincian 41 unit rumah tinggal dan 17 unit tempat usaha. 
Lokasinya tersebar di RW 5 hingga RW 17. Namun, masih banyak bangunan yang belum terakomodir, sehingga kemungkinan akan masuk dalam tahap 2 atau tahap 3 berikutnya.
“Secara keseluruhan, data bangunan di Desa Ciburuy yang terdampak, termasuk rumah, kolam, sawah, dan lainnya, jumlahnya kurang lebih 320 bangunan,” kata Firman.
Fokus Penataan Kawasan Wisata
Program penataan ini, lanjut Firman, merupakan bagian dari pengembangan kawasan wisata Situ Ciburuy. Fokus utamanya mencakup tiga hal, yakni penertiban bangunan liar, pengerukan sedimen, serta pembangunan balai pintu air yang sebelumnya sudah menjadi program berkelanjutan dari pemerintah provinsi.
Respon Warga dan Harapan Desa
Terkait respons masyarakat, Firman mengaku bersyukur karena warga dapat menerima kebijakan relokasi ini dengan baik. 
“Alhamdulillah masyarakat bisa menerima. Sejak awal warga sadar dan siap untuk pindah. Bahkan sejak Minggu kemarin, warga sudah mulai melakukan pembongkaran secara mandiri dengan kesadaran sendiri,” ucapnya Firman.
Sebagai Kepala Desa, Firman juga berharap agar ke depan pengelolaan Situ Ciburuy dapat lebih melibatkan pemerintah desa. 
“Minimal dalam bentuk swakelola. Kalau memungkinkan, alangkah baiknya 100 persen pengelolaan diserahkan kepada desa, karena Situ ini berada di wilayah kami dan merupakan warisan para leluhur warga Ciburuy,” tuturnya.
Firman menegaskan, setelah program penataan selesai, pihak desa bersama masyarakat berkomitmen untuk menjaga kawasan agar tidak lagi dipenuhi bangunan liar. 
“Kami ingin Situ Ciburuy lebih tertata, lebih indah, dan benar-benar menjadi kebanggaan masyarakat Desa Ciburuy,” Tutupnya Firman.***
Sumber      : Liputan
Pewarta     : Asep Jabrig
Editor         : Taufiq Nugraha


 
