-->
  • Jelajahi

    Copyright © Mata Kita Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Pasang iklan


     

    Iklan

    Bandung Barat Darurat Kekerasan Seksual, 87 Kasus dalam 9 Bulan

    R Taufiq Nugraha
    Minggu, 28 September 2025, 09:34 WIB Last Updated 2025-09-28T02:35:01Z
    PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
    PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
    Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meningkat tajam pada 2025. (Ilustrasi Gambar).


    Bandung Barat - matakita.fun - Tren kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin memprihatinkan. 

    Hingga September 2025, Dinas DP2KBP3A mencatat 87 laporan, melampaui angka sepanjang tahun 2024 yang hanya berjumlah 71 kasus.

    Dari jumlah tersebut, 51 korban adalah anak-anak, 18 perempuan dewasa, 19 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan 1 kasus perdagangan orang (trafficking). 

    Data ini disampaikan Kepala Dinas DP2KBP3A, Achmad Panji Hernawan, bersama Kepala Bidang PPPA, Rini Haryani, Jumat (26/9/2025).

    “Belum sampai akhir tahun, jumlah kasus sudah naik signifikan. Anak-anak mendominasi dengan 55,4 persen,” jelas Rini.

    Lebih ironis, mayoritas pelaku justru berasal dari lingkungan terdekat korban. Mereka bisa ayah tiri, paman, kakek, bahkan tetangga. 

    Trauma mendalam dialami sebagian korban hingga menolak kembali bersekolah, ( Ilustrasi gambar ).

    Salah satu kasus mencuat di Padalarang, dengan dugaan seorang tukang parkir memiliki lebih dari sepuluh korban.

    Trauma mendalam dialami sebagian korban hingga menolak kembali bersekolah. 

    “Ada korban yang harus dirujuk ke RSJ Cisarua karena trauma akut, mereka menjerit ketika bertemu laki-laki yang mirip pelaku,” ungkap Rini.

    Meski angka kasus meningkat, penanganan hukum berjalan lambat. Dari 87 laporan, hanya dua yang sudah masuk ke tahap persidangan. Kendala utama ada pada minimnya bukti dan saksi.

    “Anak-anak sulit diinterogasi berulang karena bisa menimbulkan stres. Akibatnya, keterangan berubah-ubah dan memperlambat proses,” tambahnya.

    Situasi ini menegaskan bahwa ancaman kekerasan seksual bukan hanya datang dari luar, tetapi juga dari orang-orang terdekat yang seharusnya menjadi pelindung. Pemerintah daerah pun dituntut memperkuat sistem perlindungan serta pendampingan psikologis bagi para korban.

    Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meningkat tajam pada 2025. 

    Mayoritas korban adalah anak-anak dengan pelaku berasal dari lingkungan terdekat. Proses hukum masih terhambat karena minim bukti dan saksi.

    Kekerasan anak Bandung Barat, kasus pelecehan KBB, KDRT di Bandung Barat, perlindungan perempuan dan anak, kasus pelecehan seksual, DP2KBP3A KBB, kekerasan seksual 2025, pendampingan korban kekerasan, hukum kasus pelecehan, psikologi anak korban kekerasan.***







    Sumber     : Liputan
    Pewarta    : Asep Jabrig
    Editor        : Taufiq Nuyraha
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    +