-->
  • Jelajahi

    Copyright © Mata Kita Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Pasang iklan


     

    Iklan

    Budidaya Ikan Bioflok Didorong Jadi Mitra Koperasi Desa Merah Putih di Bandung Barat

    R Taufiq Nugraha
    Jumat, 29 Agustus 2025, 00:55 WIB Last Updated 2025-08-28T17:56:00Z
    PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
    PASANG IKLAN PROFILMU DISINI

    Kepala Bidang Koperasi " Aam Bahtiar ", Foto : Adhel.

    KBB,PADALARANG, - MATAKITA - Dalam momentum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada Minggu, 17 Agustus 2025, Kepala Bidang Koperasi Kabupaten Bandung Barat (KBB), Aam Bahtiar, melakukan kunjungan ke wilayah Graha Padalarang Indah, RW 30/RT 04, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang.


    Dalam kesempatan tersebut, Aam menjelaskan bahwa budidaya ikan bioflok yang tengah dikembangkan warga setempat dapat diarahkan menjadi bagian dari kemitraan dengan Koperasi Desa Merah Putih. 


    Menurutnya, model usaha ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga mampu memperkuat ketahanan pangan di KBB sebagai penopang program nasional pemerintah pusat (17/08/25).


    “Budidaya ikan bioflok yang dikelola secara swadaya oleh warga Graha Padalarang Indah ini bisa menjadi salah satu percontohan. Ke depan, diharapkan bisa terhubung dengan program pusat, termasuk melalui dukungan Komisi IV DPR RI, agar produktivitas ikan nila semakin meningkat,” ujar Aam Bahtiar.


    Ia menambahkan, potensi agro di Bandung Barat sangat besar, mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, hingga perkebunan. 


    Dengan adanya representasi di Komisi IV DPR RI, salah satunya H. Dadang Naser, Aam optimis sektor ini bisa lebih maju serta mendukung target pemerintah menuju kemandirian dan kedaulatan pangan.


    Saat ini, menurut Aam, budidaya ikan bioflok di Padalarang sudah menarik perhatian sejumlah pelaku usaha, termasuk restoran dan industri kuliner yang meminta pasokan ikan dengan spesifikasi tertentu. 


    Hal ini memperlihatkan peluang besar bagi warga untuk meningkatkan skala usahanya dengan dukungan koperasi.


    Lebih lanjut, Aam menjelaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih sudah terbentuk 100% di 165 desa se-Kabupaten Bandung Barat sejak Juli 2025. 


    Namun, sebagian besar koperasi masih menunggu tindak lanjut program pemerintah, terutama terkait bantuan permodalan melalui bank-bank Himbara.


    “Kami mendorong pengurus koperasi untuk segera memulai aktivitas usaha dari skala kecil terlebih dahulu, tidak harus menunggu program besar. Ada koperasi yang sudah dijadikan role model, seperti di Desa Cikole Lembang dan Wangunsari Sindangkerta, yang telah berani bergerak lebih awal,” jelasnya Aam Bahtiar.


    Untuk mendukung hal tersebut, Dinas Koperasi berencana menggelar pelatihan manajemen usaha dan penguatan kapasitas sumber daya manusia. 


    Aam Bahtiar mengungkapkan, beberapa koperasi bahkan sudah mulai melibatkan kelompok usaha mikro, seperti warung dan toko kelontong, untuk menjadi anggota. 


    Dengan sistem suplai barang kebutuhan pokok langsung ke warung, baik koperasi maupun anggotanya merasakan keuntungan bersama.


    “Koperasi adalah badan usaha, dan usaha harus memberikan keuntungan. Meski menjual lebih murah, koperasi tetap mendapat margin, sementara warung tidak lagi harus keluar biaya tambahan untuk belanja ke pasar. Semua pihak mendapat manfaat,” pungkas Aam Bahtiar.***



    Sumber    :  Liputan

    Editor       : Adhel

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    +