Hari ini kita masih bisa melihat hamparan sawah menghijau di Kampung Sudimampir, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Namun, jika kita jujur memandang arah pembangunan yang semakin pesat, 10 tahun mendatang mungkin hamparan itu hanya tinggal cerita. Lahan pertanian perlahan digantikan oleh deretan hunian perumahan dan pelebaran pabrik.
Petani yang dulu menggantungkan hidup dari padi, kelak hanya bisa mengenang masa lalu ketika hasil panen masih bisa menopang keluarga. Ironisnya, ketika harga beras melambung tinggi, mereka tidak lagi memiliki sawah untuk diolah. Semua berganti menjadi beton, aspal, dan tembok.
Pembangunan memang tak bisa dihindari, tetapi jika tidak diimbangi dengan kebijakan perlindungan lahan pangan, maka krisis beras hanya tinggal menunggu waktu. Padalarang yang dulunya dikenal dengan sawah subur, bisa berubah menjadi kawasan industri dan perumahan padat.
Pertanyaannya, apakah kita rela mewariskan kepada generasi mendatang sebuah kampung tanpa sawah, tanpa petani, dan hanya dengan kenangan tentang nasi yang semakin mahal? Saat ini mungkin masih ada waktu untuk berpikir ulang, sebelum sawah benar-benar hilang dari peta Sudimampir.