-->

Pasang iklan


 

Iklan

Misteri Hilangnya Macan Tutul Jawa Terjawab: Habitat Tangkuban Parahu Jadi Tujuan

Taufiq Nugraha
Rabu, 10 September 2025, 06:13 WIB Last Updated 2025-09-09T23:14:55Z
PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
Macan Tutul Jawa Kabur dari Lembang Park Zoo, Diduga Kembali ke Pelukan Hutan Tangkuban Parahu, Fhoto : Ilustrasi - Taufiq Nugraha.



Kabupaten Bandung Barat, - MATAKITA -  Misteri hilangnya macan tutul Jawa yang kabur dari kandang karantina Lembang Park Zoo kini semakin jelas. Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat memastikan arah pergerakan satwa dilindungi itu menuju kawasan kaki Gunung Tangkuban Parahu.


Humas BBKSDA Jawa Barat, Eri Mildranaya, menegaskan bahwa wilayah tersebut memang sudah lama dikenal sebagai habitat alami macan tutul Jawa.

“Perlu diketahui, kawasan kaki Gunung Tangkuban Parahu merupakan habitat asli macan tutul,” ujar Eri dalam konferensi pers di Bandung, Senin (8/9/2025).


Menurutnya, hasil penelitian sebelumnya mendukung temuan tim di lapangan. “Berdasarkan kamera trap, di kawasan itu sudah terdeteksi sembilan ekor macan tutul,” jelasnya.


Jejak Mengarah ke Kawasan Hutan Lindung


Tim gabungan yang terdiri dari petugas BBKSDA, aparat desa, dan relawan menemukan sejumlah tanda keberadaan satwa tersebut. 

Dari jejak kaki, laporan masyarakat, hingga pantauan drone thermal, semuanya menunjukkan pergerakan ke arah hutan lindung Tangkuban Parahu.

“Kami menelusuri jalur pergerakan, termasuk di sekitar rumah warga dan kandang ternak. Jejak terakhir ditemukan di gubuk pertanian yang mengarah langsung ke kawasan hutan lindung,” ungkap Eri.

Dengan temuan itu, BBKSDA meyakini macan tutul tersebut telah kembali menyatu dengan habitat alaminya. 

Meski demikian, pemantauan tetap dilakukan untuk mencegah potensi konflik dengan warga sekitar.


Tangkuban Parahu, Habitat Strategis Macan Tutul Jawa

Gunung Tangkuban Parahu dan sekitarnya dikenal sebagai salah satu kantong penting konservasi macan tutul Jawa. 

Populasinya terpantau relatif stabil meskipun terancam akibat rusaknya habitat dan tekanan aktivitas manusia.

Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) adalah satwa endemik yang hanya hidup di Pulau Jawa. 


Statusnya masuk kategori Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN, dengan populasi di alam liar diperkirakan hanya ratusan ekor.

Menurut pengamat lingkungan, keberadaan individu yang lepas dari Lembang Park Zoo ini bisa memberi manfaat berupa variasi genetik jika mampu beradaptasi di alam. 


Namun, pemantauan tetap diperlukan agar keberadaannya tidak menimbulkan risiko di kawasan pemukiman.


BBKSDA Imbau Warga Tetap Tenang

Seiring dengan penguatan pengawasan di sekitar hutan lindung, BBKSDA meminta warga untuk tetap waspada namun tidak bertindak gegabah.

“Jika melihat tanda-tanda keberadaan macan tutul, segera laporkan kepada aparat atau petugas. Jangan mencoba mengusir atau menangkap sendiri,” tegas Eri.


Koordinasi dengan aparat desa dan pihak kepolisian juga terus dilakukan untuk memastikan keamanan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian satwa langka ini.





Sumber    : Liputan
Editor       :  Taufiq Nugraha / Adhel
Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+