-->
  • Jelajahi

    Copyright © Mata Kita Media
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Pasang iklan


     

    Iklan

    Gelombang Ketidakpercayaan Warga Meningkat, Program Makanan Bergizi Gratis Kembali Disorot Usai Diduga Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat

    R Taufiq Nugraha
    Selasa, 14 Oktober 2025, 16:16 WIB Last Updated 2025-10-14T09:16:26Z
    PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
    PASANG IKLAN PROFILMU DISINI
    Sejumlah siswa SMPN 1 Cisarua terlihat terbaring lemah di ruang kelas yang disulap menjadi ruang darurat, usai diduga mengalami gejala keracunan makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (14/10/2025). Guru dan petugas medis tampak sigap memberikan pertolongan pertama di tengah suasana panik, Fhoto : Adhel.


    Bandung Barat – matakita.fun – Kejadian menghebohkan kembali mengguncang dunia pendidikan di Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

    Puluhan siswa SMP Negeri 1 Cisarua dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah pada Selasa (14/10/2025).

    Insiden tersebut bukan hanya menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah, tetapi juga memantik kembali keraguan publik terhadap program unggulan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat di bawah Dinas Pendidikan itu.

    Kepanikan di Sekolah: TNI–Polri Turun Tangan

    Situasi di sekitar sekolah sempat kacau. Puluhan siswa mengeluhkan mual, pusing, dan lemas. Sebagian bahkan harus dibaringkan di ruang kelas yang disulap menjadi tempat perawatan darurat.

    Petugas TNI dan Polri bersama tenaga kesehatan tampak berjibaku membantu evakuasi dan menenangkan siswa. 

    Arus lalu lintas di depan sekolah pun macet total karena banyak orang tua panik menjemput anak-anak mereka.

    Pejabat Pendidikan Turun ke Lapangan

    Plt Kepala Dinas Pendidikan KBB, Dadan Supardan, bersama pejabat bidang SMP tampak hadir langsung di lokasi untuk memastikan penanganan berjalan cepat.

    Hingga kini, Dadan belum memberikan pernyataan resmi karena proses observasi medis dan pendataan korban masih berlangsung.

    “Kami sedang memastikan seluruh siswa dalam kondisi aman. Jumlah pasti masih kami perbarui,” ujar salah satu pejabat di lokasi.

    Keterangan Guru: “Tidak Fatal, Tapi Cukup Serius”

    Salah satu guru, M. Fakhmi Nurdiansyah, S.Pd, menjelaskan bahwa gejala keracunan dialami kurang dari 100 siswa, namun beberapa mengalami kondisi cukup berat seperti sesak napas dan pusing hebat.

    “Anak-anak langsung kami tangani dengan air kelapa, dibantu pihak penyedia makanan. Alhamdulillah, tidak sampai fatal,” tuturnya.

    Fakhmi menuturkan, makanan yang disajikan terdiri dari sayur, ayam, melon, dan lauk lainnya. Dugaan sementara, bahan ayam menjadi penyebab utama.

    “Rasa ayamnya agak aneh, aromanya menyengat. Pembagian makanan kami hentikan sebelum semuanya habis,” tambahnya.

    Dari 300 paket makanan yang dibagikan, sekitar 25 siswa masih dirawat di sekolah dan 25 lainnya dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

    Data Korban Terus Bertambah

    Tim medis dari Puskesmas Cisarua dan PMI Bandung Barat terus berdatangan membawa peralatan medis. Sejumlah ambulans terlihat hilir mudik di sekitar sekolah. 

    Hingga berita ini diterbitkan, lebih dari 50 siswa dilaporkan mengalami gejala ringan hingga sedang.

    Program MBG Kembali Jadi Sorotan

    Kejadian ini menambah daftar panjang kasus dugaan keracunan dalam program MBG di Bandung Barat. 

    Padahal, program tersebut bertujuan mulia: meningkatkan gizi dan semangat belajar siswa.

    Namun, berulangnya kasus serupa menimbulkan kekecewaan di kalangan orang tua.

    “Dulu katanya sudah dievaluasi, tapi kok kejadian lagi,” ujar Ibu Rini, salah satu wali murid yang terlihat panik menjemput anaknya.

    Ia berharap pemerintah daerah segera menghentikan sementara program MBG hingga ada jaminan keamanan makanan dan pengawasan ketat terhadap penyedia katering.

    Desakan Audit dan Evaluasi Vendor

    Pakar kesehatan masyarakat Universitas Islam Bandung, dr. M. Rachmat Hidayat, menilai kasus berulang ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan mutu makanan.

    “Pemerintah harus audit menyeluruh, mulai dari dapur produksi, bahan baku, hingga distribusi ke sekolah. Masalahnya sering bukan pada programnya, tapi eksekusinya,” ujarnya.

    Tuntutan Transparansi dan Tanggung Jawab

    Warganet di media sosial menuntut agar Pemkab Bandung Barat bersikap terbuka soal jumlah korban dan hasil uji laboratorium makanan.

    Program Mulia, Tapi Butuh Disiplin Pengawasan

    Insiden di SMPN 1 Cisarua menjadi pengingat bahwa program sosial tak cukup hanya dengan niat baik, tetapi juga harus dijalankan dengan standar keamanan pangan yang ketat.

    Meski sebagian besar siswa kini mulai membaik dan tidak ada korban jiwa, kepercayaan masyarakat terhadap program MBG kini berada di titik krisis.***














    Sumber      : Liputan
    Pewarta     : Adhel
    Editor         : Taufiq Nugraha / Adhel
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    +